Kurang tidur merupakan faktor risiko stroke yang signifikan. Sebuah penelitian di Neurology Journals (2023) menunjukkan risiko stroke tiga kali lipat pada orang dewasa yang tidur kurang dari 5 jam per malam, dibandingkan mereka yang tidur 7 jam. Sebaliknya, tidur lebih dari 9 jam juga meningkatkan risiko dua kali lipat. Oleh karena itu, memahami kebutuhan tidur ideal sangat penting untuk menjaga kesehatan.
Kementerian Kesehatan merekomendasikan 7 jam tidur malam untuk orang dewasa. Namun, apakah angka ini berlaku untuk semua orang? Jawabannya tidak selalu. Kebutuhan tidur setiap individu unik dan dipengaruhi berbagai faktor. Mari kita telusuri lebih dalam.
Kebutuhan Durasi Tidur: Lebih dari Sekedar Angka 7 Jam
Angka 7 jam tidur untuk dewasa seringkali disebut sebagai standar. Namun, kenyataannya lebih kompleks. Dr. Santi, Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, menjelaskan bahwa kebutuhan tidur dipengaruhi oleh faktor genetik, usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, dan tingkat aktivitas.
Usia dan Kebutuhan Tidur
Kebutuhan tidur bervariasi sesuai usia. Bayi membutuhkan sekitar 16 jam, remaja sekitar 9 jam, sementara dewasa idealnya 7-8 jam. Ini hanyalah rata-rata; kebutuhan sebenarnya bisa berbeda.
Pengaruh Genetika pada Pola Tidur
Genetika juga berperan besar. Gen individu memengaruhi ritme sirkadian, jam biologis internal yang mengatur siklus tidur-bangun. Beberapa orang secara alami membutuhkan lebih banyak atau lebih sedikit tidur.
Perbedaan Kebutuhan Tidur Antara Pria dan Wanita
Ada kecenderungan perempuan, terutama yang berkarir, membutuhkan waktu tidur lebih lama daripada pria. Penelitian menunjukkan perbedaan sekitar 10-20 menit, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan. Beban ganda pekerjaan dan rumah tangga seringkali menjadi penyebab kurang tidur pada perempuan.
Kondisi Kesehatan dan Pola Tidur
Berbagai kondisi kesehatan dapat memengaruhi kebutuhan tidur. Beberapa penyakit membuat seseorang butuh tidur lebih banyak, sementara yang lain justru menyebabkan kesulitan tidur. Efek samping obat juga dapat berpengaruh.
Tingkat Aktivitas dan Durasi Tidur
Orang dengan aktivitas tinggi cenderung membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk pemulihan tubuh. Oleh karena itu, penting untuk mengenali kebutuhan tidur individual.
Menentukan Durasi Tidur yang Tepat untuk Anda
Meskipun rekomendasi umum ada, menentukan durasi tidur ideal sebaiknya dilakukan secara personal. Dr. Santi menyarankan *self-assessment* sebagai langkah pertama.
- Rasakan kesegaran dan energi sepanjang hari setelah bangun tidur.
- Apakah Anda mampu bangun tanpa bantuan alarm atau orang lain?
- Apakah Anda bergantung pada kafein atau minuman berenergi agar tetap produktif?
- Seberapa baik kemampuan konsentrasi dan produktivitas Anda?
- Apakah Anda sering mengantuk atau ketiduran saat beraktivitas?
- Apakah Anda mudah tertidur (dalam 15-20 menit) setelah berbaring di malam hari?
Jika jawaban Anda menunjukkan tanda-tanda kurang tidur, lakukan penyesuaian. Selain *self-assessment*, ikuti metode Dr. Michael Breus:
- Mulai dengan asumsi 7,5 jam tidur.
- Hitung mundur 7,5 jam dari waktu bangun Anda.
- Lakukan selama 7-10 hari, lalu amati.
- Jika bangun 5 menit sebelum alarm, durasi tidur sudah ideal. Jika tidak, tambah 30 menit.
- Ulangi proses ini sampai Anda bangun secara alami 5 menit sebelum alarm berbunyi.
- Catat waktu tidur yang membuat Anda bangun tanpa alarm; itulah durasi tidur ideal Anda.
Kesimpulan: Prioritaskan Tidur Berkualitas untuk Kesehatan
Mendapatkan cukup tidur sangat penting untuk kesehatan, termasuk mengurangi risiko stroke. Meskipun rekomendasi umum ada, kebutuhan tidur setiap orang berbeda-beda. Dengan melakukan *self-assessment* dan mengikuti metode yang disarankan, Anda dapat menentukan durasi tidur ideal yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Prioritaskan tidur berkualitas untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan secara menyeluruh.