Setiap tanggal 27 Mei, Indonesia memperingati Hari Jamu Nasional. Peringatan ini bertujuan mulia, yaitu untuk melestarikan dan mempromosikan jamu sebagai warisan budaya Indonesia yang kaya manfaat kesehatan. Lebih dari sekadar tradisi, jamu dipromosikan sebagai bagian penting dari gaya hidup sehat dan potensi ekonomi yang besar.
Pengakuan penting atas jamu sebagai kearifan lokal Indonesia terjadi pada 28 Mei 2008. Walaupun Hari Jamu Nasional diperingati sehari sebelumnya, tanggal tersebut menandai dimulainya upaya serius untuk melindungi dan mengembangkan warisan budaya ini untuk generasi mendatang. Peringatan ini juga mendorong keberlanjutan produksi jamu tradisional.
Sejarah dan Makna Hari Jamu Nasional
Hari Jamu Nasional ditetapkan sebagai bentuk apresiasi terhadap khasiat dan nilai budaya jamu. Peringatan ini bukan hanya sekadar seremonial, melainkan momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat jamu.
Penggunaan jamu telah turun-temurun di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Ramuan tradisional ini, yang terbuat dari berbagai tumbuhan, hewan, atau mineral, telah diajukan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) kepada UNESCO pada 7 April 2022.
Manfaat jamu sangat beragam, mulai dari pencegahan dan pengobatan penyakit hingga pemeliharaan kesehatan, pemulihan, kebugaran, dan bahkan kecantikan. Kemenkes menekankan bahwa jamu bukan hanya warisan masa lalu, tetapi juga gaya hidup sehat masa kini dan masa depan.
Peran Generasi Muda dalam Pelestarian Jamu
Kemenkes aktif melibatkan generasi muda dalam pelestarian jamu. Sebagai contoh, Kementerian Kesehatan menggelar kegiatan praktik pembuatan jamu bertema “Menjaga Warisan, Merawat Generasi: Semangat Hari Jamu” pada 23 Mei 2024.
Keikutsertaan YouTuber cilik Ryu Kintaro dalam acara tersebut menjadi inspirasi bagi anak muda. Ryu, yang juga pemilik kafe jamu kekinian “Jamu Tjap Nyonya Kaya”, menunjukkan bahwa pelestarian budaya dapat dilakukan secara kreatif dan relevan dengan zaman.
Direktur Produksi dan Distribusi Farmasi, Dita Novianti Sugandi Argadiredja, menyampaikan apresiasi atas kreativitas dan semangat generasi muda dalam melestarikan warisan budaya jamu. Inovasi mereka dinilai sangat penting untuk menjangkau kalangan yang lebih luas.
Potensi Ekonomi dan Pengembangan Jamu
Jamu memiliki nilai ekonomi yang sangat besar. Selain nilai budayanya yang tinggi, jamu dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis tinggi, sekaligus menjadi kebanggaan sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia.
Keanekaragaman hayati Indonesia yang melimpah menyediakan potensi besar pengembangan obat berbasis bahan alam. Temulawak, misalnya, telah ditetapkan sebagai Tanaman Obat Indonesia Unggulan (TOIU).
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 membuka peluang luas untuk pemanfaatan dan pengembangan obat bahan alam dalam sistem pelayanan kesehatan nasional. Hal ini semakin mengukuhkan potensi ekonomi jamu di masa depan.
Kemenkes juga mendorong edukasi dan pelatihan bagi tenaga medis dan kesehatan terkait pemanfaatan jamu. Hal ini bertujuan untuk mendukung keberlanjutan upaya pelestarian jamu sebagai warisan budaya.
Gerakan Bugar dengan Jamu (Bude Jamu) yang dicanangkan sejak 2015 terus digalakkan. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mempromosikan jamu sebagai bagian dari gaya hidup sehat.
Peringatan Hari Jamu Nasional melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat. Pameran, seminar, dan promosi jamu sering menjadi bagian dari perayaan ini. Dengan kolaborasi semua pihak, jamu diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi bagian integral dari kesehatan masyarakat Indonesia.
Melihat potensi besar jamu, baik dari segi budaya maupun ekonomi, perlu terus ditingkatkan upaya pelestarian dan pengembangannya. Keterlibatan generasi muda, edukasi yang tepat, dan dukungan pemerintah akan menjadi kunci keberhasilannya.
