Bahaya Camilan Manis: Stop Redam Tangis Anak dengan Gula Berlebih!

Playmaker

Bahaya Camilan Manis: Stop Redam Tangis Anak dengan Gula Berlebih!
Sumber: Suara.com

Di tengah kesibukan modern, banyak orang tua menggunakan cara cepat untuk menenangkan anak yang rewel: memberi camilan manis. Praktik ini, meskipun tampak sederhana, menyimpan risiko besar bagi kesehatan anak jangka panjang.

Bahaya Camilan Manis sebagai “Penenang” Instan

Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), dokter anak dan Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menyebut kebiasaan ini sebagai pola makan yang salah. Memberi anak camilan manis bukannya menyehatkan, malah memicu masalah kesehatan.

Salah satu risikonya adalah obesitas sentral, yaitu penumpukan lemak di perut. Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan penyakit jantung. Ini bukan hanya karena kelebihan kalori, tapi juga jenis makanannya.

Makanan tinggi gula dan tepung memicu pola makan berulang. Gula darah yang naik-turun drastis membuat anak terus merasa lapar dan menginginkan camilan manis lagi.

Dampak Psikologis dan Emosional Konsumsi Gula Berlebihan

Orang tua seringkali tak menyadari bahwa memberi anak camilan manis sebagai penenang menciptakan asosiasi tidak sehat antara makanan dan kenyamanan. Siklus ini dapat memicu kecanduan pada makanan manis.

Dampaknya tidak hanya pada berat badan. Anak bisa lebih mudah rewel, sering tantrum, dan mengalami gangguan emosi akibat stres metabolik dari lonjakan gula darah. Ini seringkali luput dari perhatian.

Dalam jangka pendek, anak mengalami perubahan suasana hati yang drastis. Dalam jangka panjang, pola makan yang salah ini bisa memicu penyakit kronis seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dan bahkan stroke di usia muda.

Membangun Pola Makan Sehat untuk Anak

Sebagai solusi, penting untuk membangun pola makan sehat sejak dini dan menemukan cara lain untuk menenangkan anak yang rewel. Hindari menggunakan makanan manis sebagai “obat” instan.

Berikan perhatian dan kasih sayang, ajak bermain, atau temukan kegiatan yang menenangkan anak sebagai alternatif. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan panduan pola makan yang tepat untuk anak Anda.

Penting untuk diingat, kesehatan anak bukan hanya soal berat badan, tapi juga kesejahteraan mental dan emosionalnya. Membangun kebiasaan makan sehat sejak dini akan berdampak positif untuk kesehatan dan kebahagiaan anak di masa mendatang.

Popular Post

Nama Aulia: Arti, Makna Indah & Rangkaian Nama Islami Terbaik

Parenting

Nama Aulia: Arti, Makna Indah & Rangkaian Nama Islami Terbaik

Memilih nama untuk buah hati adalah momen istimewa bagi setiap orangtua. Nama tak hanya sekadar identitas, melainkan doa dan harapan ...

Tes HPV DNA: Ketahui Risiko, Prosedur, dan Biayanya Sekarang

Wanita

Tes HPV DNA: Ketahui Risiko, Prosedur, dan Biayanya Sekarang

Tes HPV DNA: Panduan Lengkap Prosedur, Hasil, dan Biaya Tes HPV DNA merupakan pemeriksaan penting untuk mendeteksi Human Papillomavirus (HPV), ...

Nayla: Arti Nama, Rangkaian Nama Cantik & Inspirasi Terindah

Parenting

Nayla: Arti Nama, Rangkaian Nama Cantik & Inspirasi Terindah

Memilih nama untuk buah hati adalah momen istimewa bagi setiap orangtua. Nama Nayla, dengan bunyinya yang indah dan modern, kerap ...

Rahasia Nama Bayi: 180+ Nama Pembawa Keberuntungan

Parenting

Rahasia Nama Bayi: 180+ Nama Pembawa Keberuntungan

Memilih nama untuk buah hati adalah momen istimewa bagi para orang tua. Nama bukan sekadar identitas, melainkan juga doa dan ...

Telapak Tangan Mengelupas? 10 Penyebab & Cara Mengatasinya

Wanita

Telapak Tangan Mengelupas? 10 Penyebab & Cara Mengatasinya

Kulit telapak tangan yang sering mengelupas bisa jadi sangat mengganggu. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari paparan ...

Rahasia Perkembangan Remaja 15 Tahun: Panduan Lengkap & Komprehensif

Parenting

Rahasia Perkembangan Remaja 15 Tahun: Panduan Lengkap & Komprehensif

Usia 15 tahun menandai fase pertengahan perkembangan remaja. Perubahan fisik, kognitif, psikologis, emosional, dan sosial yang signifikan terjadi pada tahap ...