Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan remaja modern. Platform digital ini menawarkan berbagai manfaat, namun juga menyimpan potensi bahaya yang dapat berdampak negatif pada psikologis dan perilaku mereka. Penting bagi orang tua, pendidik, dan remaja itu sendiri untuk memahami risiko ini dan mencari cara untuk memanfaatkan media sosial secara bertanggung jawab.
Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga, Ayoe Sutomo, menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap dampak media sosial yang seringkali luput dari perhatian. Penggunaan yang tidak bijak dapat memicu berbagai masalah.
Dampak Positif dan Negatif Media Sosial bagi Remaja
Media sosial dapat menjadi alat yang ampuh untuk pembelajaran dan ekspresi diri. Remaja dapat mengakses informasi, bergabung dalam komunitas, bahkan berpartisipasi dalam gerakan sosial.
Di sisi lain, penggunaan berlebihan dapat memicu dampak negatif yang signifikan. Kecemasan, stres, dan perasaan tidak berharga adalah beberapa konsekuensi yang mungkin terjadi.
Menurut Ayoe Sutomo, “Media sosial bisa jadi tempat berekspresi, belajar hal baru, dan mencari informasi. Dukungan sosial dari komunitas online juga sangat bermanfaat.”
FOMO: Rasa Takut Ketinggalan dan Perasaan Tidak Cukup
Salah satu dampak psikologis yang umum adalah FOMO (Fear of Missing Out). Remaja merasa takut tertinggal dari tren dan aktivitas sosial teman-temannya.
Perbandingan diri dengan orang lain di media sosial seringkali memicu FOMO. Remaja merasa harus selalu mengikuti tren, meskipun hal itu tidak sesuai dengan kebutuhan atau kemampuannya.
“Kita cenderung membandingkan diri dengan orang lain,” jelas Ayoe. “Dan merasa kurang berharga jika tidak ‘sama’ atau ‘lebih baik’. Dari situlah FOMO muncul.”
Ketidakmampuan mengikuti tren dapat memicu perasaan rendah diri dan tidak cukup baik.
Dampak Neurologis: Otak yang Belum Matang
Otak remaja masih dalam tahap perkembangan, khususnya prefrontal cortex yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dan kontrol emosi.
Overstimulasi akibat paparan berlebihan terhadap media sosial dapat mengganggu perkembangan otak. Prefrontal cortex yang belum matang kesulitan memproses informasi secara optimal.
Ayoe menjelaskan, “Prefrontal cortex belum sepenuhnya matang. Overstimulasi dari media sosial membuat otak kewalahan memproses informasi.”
Hal ini dapat memicu perilaku impulsif dan ekstrem yang dianggap tidak pantas oleh orang dewasa.
Konten Negatif dan Cyberbullying: Ancaman Serius Kesehatan Mental
Paparan terhadap konten negatif, ujaran kebencian, dan cyberbullying merupakan ancaman serius bagi kesehatan mental remaja.
Meskipun terjadi di dunia maya, dampaknya nyata dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan, isolasi sosial, dan depresi dapat muncul.
“Efeknya terlihat di dunia digital, tetapi dampaknya nyata dalam kehidupan mereka,” tegas Ayoe. “Konten ekstrem dan perundungan sangat memengaruhi kondisi remaja.”
Remaja yang belum memiliki kontrol emosi yang stabil sangat rentan terhadap dampak negatif ini.
Untuk mengurangi dampak negatif media sosial, pendampingan dari orang tua, guru, dan lingkungan sangat penting. Penting untuk membekali remaja dengan literasi digital dan kemampuan mengelola emosi. Penggunaan media sosial yang seimbang dan bijak adalah kunci.
Kesimpulannya, media sosial menawarkan manfaat namun juga menyimpan risiko. Penting bagi semua pihak untuk memahami potensi bahaya dan berperan aktif dalam membimbing remaja agar dapat menggunakan media sosial secara sehat dan bertanggung jawab.