Bekam, terapi pengobatan tradisional yang telah ada selama ribuan tahun, kini menarik perhatian sebagai pengobatan alternatif untuk berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung. Metode ini melibatkan penempatan cawan khusus pada kulit, yang diyakini dapat meningkatkan aliran darah dan memberikan manfaat kesehatan.
Namun, apakah bekam aman untuk penderita jantung? Jawabannya tergantung pada kondisi individu dan sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba terapi ini.
Apakah Bekam Boleh untuk Penderita Jantung?
Secara umum, penderita jantung dapat mempertimbangkan terapi bekam. Namun, persetujuan dokter mutlak diperlukan.
Terapi bekam terbagi menjadi dua jenis: bekam basah dan bekam kering. Bekam basah melibatkan sayatan kecil pada kulit untuk mengeluarkan darah, sementara bekam kering menggunakan panas untuk menciptakan hisapan pada kulit.
Meskipun sering digunakan untuk meredakan nyeri, bekam juga diklaim memiliki manfaat bagi pasien dengan kondisi kronis, termasuk penyakit jantung.
Beberapa penelitian menunjukkan potensi manfaat bekam, namun keefektifannya pada individu dengan penyakit jantung bervariasi dan memerlukan evaluasi medis.
Konsultasi dokter sangat penting untuk menilai apakah bekam sesuai dengan kondisi kesehatan jantung Anda.
Manfaat Titik Bekam untuk Kesehatan Jantung
Proses hisapan pada terapi bekam menyebabkan pembuluh kapiler kecil di permukaan kulit melebar dan bahkan pecah.
Tubuh kemudian merespon dengan mengalirkan darah baru ke area tersebut, memicu serangkaian efek yang berpotensi menguntungkan jantung.
1. Berpotensi Menurunkan Tekanan Darah
Sebuah penelitian yang diterbitkan di *Green Medical Journal* menunjukkan penurunan tekanan darah sementara pada pasien hipertensi setelah terapi bekam.
Meskipun penelitian tidak spesifik pada pasien penyakit jantung, penurunan tekanan darah ini sangat menguntungkan karena hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.
Dengan mengurangi tekanan darah, bekam dapat meringankan beban kerja jantung.
Meskipun efeknya bersifat sementara, bekam dapat menjadi terapi pendukung yang berguna, terutama saat tekanan darah tidak stabil.
2. Menurunkan Kadar Kolesterol
Sebuah studi tahun 2001 dalam *International Journal of Health and Medical Sciences* menemukan bahwa bekam dapat menurunkan kadar kolesterol total dan tekanan darah pada lansia.
Kolesterol tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung koroner karena dapat membentuk plak yang menyumbat pembuluh darah.
Menurunkan kolesterol membantu menjaga elastisitas pembuluh darah dan mengurangi beban kerja jantung.
3. Meningkatkan Sirkulasi Darah
Bekam meningkatkan sirkulasi darah, memberikan asupan oksigen yang lebih baik ke seluruh organ tubuh, termasuk jantung.
Pada sesi bekam kedua, peningkatan produksi nitrit oksida, yang melebarkan pembuluh darah, dapat diamati. Hal ini membuat aliran darah menjadi lebih lancar.
Aliran darah yang lancar sangat krusial agar jantung berfungsi secara efisien.
4. Memberikan Efek Relaksasi
Banyak orang merasakan efek menenangkan setelah bekam, yang berhubungan dengan peningkatan sirkulasi darah dan pengurangan stres.
Stres merupakan faktor yang merugikan kesehatan jantung karena dapat meningkatkan tekanan darah.
Oleh karena itu, mengelola stres dengan baik merupakan bagian penting dari menjaga kesehatan jantung.
Risiko Bekam pada Pengidap Penyakit Jantung
Meskipun potensial memberikan manfaat, bekam juga memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan.
1. Muncul Bekas Kemerahan pada Kulit
Bekas kemerahan di area bekam merupakan hal yang umum dan biasanya hilang dalam 1-2 minggu.
Meskipun terlihat seperti memar, ini bukan memar yang sebenarnya dan tidak merusak jaringan otot. Rasa tidak nyaman berupa tarikan pada kulit mungkin terjadi selama prosedur.
2. Anemia
Studi di *World Journal of Clinical Cases* melaporkan kasus anemia dan serangan jantung pada pria lansia yang melakukan bekam basah secara rutin.
Ini menekankan pentingnya kewaspadaan, terutama pada mereka dengan kondisi medis tertentu, terhadap penggunaan bekam basah yang berlebihan.
3. Gangguan pada Pacemaker
Pasien dengan *pacemaker* harus menghindari bekam karena hisapan dan tekanan selama prosedur dapat mengganggu fungsi alat pacu jantung.
Gangguan ini berpotensi menyebabkan aritmia dan serangan jantung.
Kesimpulannya, bekam dapat menjadi terapi pendukung untuk kesehatan jantung, namun hanya di bawah pengawasan ketat dan persetujuan dokter. Manfaatnya perlu ditimbang dengan risiko yang ada, dan tidak boleh menggantikan pengobatan utama yang diresepkan dokter. Selalu prioritaskan konsultasi medis untuk menentukan apakah bekam cocok untuk kondisi Anda.