Ketegangan geopolitik global yang meningkat, termasuk potensi konflik antara Iran dan beberapa negara lain, mengancam rantai pasok global. Hal ini mendorong kekhawatiran akan ketahanan nasional Indonesia, khususnya di sektor pangan dan obat-obatan.
Menanggapi hal tersebut, Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman, Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional, menekankan pentingnya peran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam menjaga ketahanan nasional. Beliau mengingatkan perlunya antisipasi dini terhadap potensi gangguan pasokan global.
Kemandirian Industri Farmasi: Kunci Ketahanan Nasional
Menurut Jenderal Dudung, ketahanan nasional tidak hanya bergantung pada alat utama sistem senjata (alutsista). Ketahanan di sektor kesehatan dan pangan juga sama pentingnya.
Kemandirian industri pertahanan dan farmasi nasional menjadi kunci agar Indonesia tidak mudah terdampak krisis global. Membangun ekosistem industri yang kuat dan tangguh menjadi prioritas utama.
Indonesia harus mampu memproduksi obat-obatan sendiri. Ketergantungan pada impor obat dalam situasi konflik skala besar sangat berbahaya bagi ketahanan nasional.
Ancaman Ketergantungan Impor Bahan Baku Obat
Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, mengungkapkan fakta mengejutkan: 94% bahan baku obat di Indonesia masih diimpor. Ketergantungan ini membuat Indonesia sangat rentan terhadap gangguan pasokan global.
Mayoritas bahan baku obat Indonesia berasal dari India, China, Belanda, dan Amerika Serikat. Pemblokiran pasokan dari negara-negara tersebut akan berdampak sangat serius terhadap kesehatan masyarakat Indonesia.
Pertemuan antara Jenderal Dudung dan Kepala BPOM membahas hal ini secara intensif. Keduanya sepakat untuk segera mengambil langkah konkret guna memperkuat ketahanan obat, vaksin, dan pangan.
Koordinasi antara Kementerian Pertahanan dan BPOM telah dilakukan. Fasilitas milik TNI AL, TNI AU, dan fasilitas kesehatan militer seperti Lafiya akan dioptimalkan untuk mendukung produksi dan pengawasan obat nasional.
Langkah Strategis BPOM untuk Memperkuat Ketahanan Obat
BPOM telah menetapkan beberapa langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan impor obat. Langkah-langkah ini difokuskan pada peningkatan kemandirian industri farmasi dalam negeri.
- Mendukung industri farmasi dalam negeri (IF) untuk meningkatkan jumlah dan variasi bahan baku obat yang dapat diolah sendiri.
- Memudahkan perizinan dan sertifikasi impor bahan baku bagi industri nasional, untuk mempercepat proses pengadaan.
- Memperkuat kerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait, termasuk Kementerian Pertahanan, dalam mengamankan jalur distribusi bahan baku obat, baik melalui skema B2B maupun jalur antar-pemerintah.
Obat generik yang sudah habis masa patennya sebagian besar diimpor dari India dan China. Sementara, obat esensial untuk penyakit kronis seperti diabetes, kardiovaskular, dan kanker umumnya masih diimpor dari Amerika Serikat.
Penyakit degeneratif dan kronis seperti jantung, stroke, diabetes, gangguan ginjal, dan kanker mendominasi sepuluh penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Oleh karena itu, ketersediaan obat-obatan untuk penyakit ini sangat krusial.
Dengan kondisi global yang tak menentu, langkah-langkah strategis BPOM dan kerjasama antar kementerian diharapkan mampu memperkuat ketahanan obat di Indonesia. Upaya ini memastikan ketersediaan obat bagi seluruh masyarakat Indonesia, sekaligus menjaga kesehatan dan ketahanan nasional di masa depan.