Cuaca Ekstrem: Ancaman Baru Krisis Kesehatan Reproduksi Remaja?

Playmaker

Cuaca Ekstrem: Ancaman Baru Krisis Kesehatan Reproduksi Remaja?
Sumber: Suara.com

Perubahan Iklim: Ancaman Nyata terhadap Kesehatan Manusia

Perubahan iklim telah diakui sebagai tantangan besar bagi kesehatan manusia di abad ini. Dampaknya meluas, tak hanya pada suhu global, namun juga pada kesehatan fisik dan mental masyarakat.

Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Global

Cuaca ekstrem seperti kekeringan dan banjir merusak infrastruktur kesehatan. Akses terhadap air bersih dan sanitasi pun terganggu, mengancam kesehatan masyarakat.

Kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan masyarakat miskin paling terdampak. Mereka lebih mudah terkena penyakit akibat krisis iklim.

Penyakit menular seperti malaria dan diare meningkat di daerah dengan sanitasi buruk dan akses kesehatan terbatas. Kondisi ini diperparah oleh perubahan iklim.

Stres kronis dan gangguan mental juga meningkat akibat tekanan ekonomi dan lingkungan. Kehilangan mata pencaharian menjadi pemicu utama masalah kesehatan mental.

Krisis Iklim dan Kesehatan Reproduksi Remaja di Kenya

Studi terbaru di jurnal *BMJ Global Health* menunjukkan dampak perubahan iklim pada remaja di Kenya. Cuaca ekstrem memengaruhi kesehatan reproduksi remaja perempuan, terutama usia 10-14 tahun.

Studi tersebut melibatkan 297 partisipan dari enam wilayah di Kenya yang terdampak perubahan iklim. Para peneliti berasal dari University of Toronto dan dua organisasi komunitas lokal.

Krisis pangan, kekurangan air bersih, dan sanitasi buruk memaksa remaja perempuan putus sekolah. Kekerasan berbasis gender dan kehamilan dini juga meningkat.

Dr. Carmen Logie menekankan bahwa perubahan iklim adalah krisis kesehatan masyarakat. Remaja perempuan menjadi kelompok paling rentan dalam situasi ini.

Ketimpangan Akses dan Kerentanan Sosial

Kekurangan air menciptakan kerentanan terhadap kekerasan dan eksploitasi. Anak perempuan harus menempuh perjalanan jauh untuk mengambil air, meningkatkan risiko pelecehan.

Ketiadaan perlengkapan menstruasi juga menjadi kendala pendidikan bagi remaja perempuan. Beberapa terpaksa menjual diri untuk mendapatkan pembalut.

Situasi ini menunjukkan bagaimana perubahan iklim memperburuk ketidaksetaraan akses kesehatan dan pendidikan. Perlu ada upaya kolektif untuk mengatasi masalah ini.

Kesimpulannya, perubahan iklim bukan hanya ancaman lingkungan, tetapi juga krisis kesehatan global yang berdampak serius, terutama pada kelompok rentan. Upaya mitigasi dan adaptasi perlu segera dilakukan untuk melindungi kesehatan masyarakat dan mengurangi ketimpangan sosial yang diperparah oleh krisis ini.

Popular Post

Wanita

Rahasia Kecantikan Jessica Iskandar Pasca Melahirkan Anak Ketiga

Artis Jessica Iskandar, atau yang akrab disapa Jedar, tetap terlihat memesona dan energik setelah melahirkan anak ketiganya. Kesibukannya mengurus tiga ...

Wanita

Makeup Pengantin Sahabat Curi Perhatian, Netizen Terpukau!

Sebuah kisah menarik beredar di media sosial mengenai seorang *makeup artist* (MUA) yang merias seorang *bridesmaid* dengan riasan glamor, nyaris ...

Revolusi Bedah: Siloam Group Luncurkan Robot Da Vinci Xi Canggih

Editorial

Revolusi Bedah: Siloam Group Luncurkan Robot Da Vinci Xi Canggih

Siloam Hospitals Group meluncurkan teknologi bedah mutakhir di Indonesia. Sistem robotik multi-lengan Da Vinci Xi kini tersedia, menandai tonggak penting ...

Wanita

Rahasia Turun Berat Badan: Coba Manfaat Kopi Americano

Minuman kopi Americano, yang terkenal dengan rasanya yang sederhana, kini juga dikaitkan dengan manfaat penurunan berat badan. Banyak yang penasaran, ...

Wanita

7 Toner Eksfoliasi Lokal: Kulit Cerah & Halus Sempurna

Kulit kusam dan bertekstur kasar seringkali menjadi masalah bagi banyak orang. Penyebabnya adalah penumpukan sel kulit mati yang menyumbat pori-pori. ...

Wanita

Sacai x Seventeen: Lelang Eksklusif Jaket Bad Influence & Labubu

Dunia mode dan K-Pop kembali bersatu dalam sebuah kolaborasi eksklusif yang menjanjikan. Sacai, label mode ternama asal Jepang, berkolaborasi dengan ...