Idul Adha identik dengan penyembelihan hewan kurban dan sajian daging lezat seperti sate, gulai, dan tongseng. Namun, bagi sebagian orang, terutama yang memiliki riwayat kolesterol tinggi atau asam urat, momen ini bisa menjadi tantangan kesehatan.
Konsumsi daging kurban perlu diwaspadai, karena daging kambing dan sapi kaya protein, namun juga mengandung lemak jenuh dan purin yang tinggi. Konsumsi berlebihan dapat memperburuk kondisi kesehatan tertentu.
Apakah Daging Merah Menyebabkan Kolesterol Tinggi?
Daging merah, khususnya yang berlemak, mengandung lemak jenuh dan kolesterol. Ini dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
Penyempitan pembuluh darah dapat memicu hipertensi dan meningkatkan kadar LDL (kolesterol jahat). Hal ini meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Selain itu, daging kambing dan sapi kaya purin. Purin, ketika dipecah tubuh, menghasilkan asam urat.
Penderita Kolesterol vs Asam Urat: Siapa yang Lebih Rentan?
Bagi penderita kolesterol tinggi, olahan daging kurban yang dimasak dengan santan, digoreng, atau menggunakan banyak minyak, dapat memperparah kondisi pembuluh darah dan jantung.
Risiko komplikasi serius seperti stroke dan serangan jantung meningkat. Oleh karena itu, penderita kolesterol harus berhati-hati.
Penderita asam urat juga berisiko. Kelebihan asam urat dalam tubuh dapat menyebabkan nyeri sendi hebat atau serangan *gout*.
Serangan *gout* sering dipicu oleh konsumsi daging berlebihan, terutama tanpa cukup serat dan cairan. Oleh karena itu, penting untuk mengimbangi asupan.
dr. Avina Alawya, PhD candidate in Public Health and Health System di Nagoya University, Jepang, menekankan pentingnya pengaturan konsumsi. Ia menyoroti bahwa bukan dagingnya yang menjadi masalah, melainkan jumlah dan cara mengonsumsinya.
Mereka yang memiliki riwayat hipertensi, kolesterol tinggi, dan asam urat, harus ekstra berhati-hati. Konsumsi daging kurban yang tidak terkontrol dapat memperparah kondisi kesehatan mereka.
Tips Aman Menikmati Daging Kurban
Untuk menikmati hidangan Idul Adha tanpa risiko kesehatan, berikut tips dari dr. Avina:
- Bagi daging dalam porsi kecil saat memasak. Jangan langsung mengolah semua daging sekaligus.
- Hindari santan kental, garam berlebih, dan banyak minyak. Pilih metode memasak seperti memanggang, merebus, atau menumis ringan.
- Konsumsi bersama sayuran tinggi serat seperti bayam atau kacang panjang. Serat membantu pencernaan.
- Perbanyak minum air putih. Hindari minuman manis atau bersoda karena dapat mengganggu metabolisme lemak.
- Penderita kolesterol, hipertensi, atau asam urat harus tetap minum obat sesuai anjuran dokter. Pengobatan tetap penting.
Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat tetap menikmati lezatnya daging kurban selama Idul Adha, tanpa mengorbankan kesehatan. Ingatlah selalu untuk mengonsumsi secara bijak dan seimbang.
Kesimpulannya, meski daging kurban merupakan hidangan istimewa Idul Adha, penting untuk mengonsumsi dengan bijak dan memperhatikan kondisi kesehatan pribadi. Dengan memperhatikan porsi, metode memasak, dan mengimbanginya dengan makanan sehat lainnya, Anda dapat menikmati kelebaran Idul Adha dengan tetap sehat.