Putra Presiden RI Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, baru-baru ini sukses memukau Ibu Negara Prancis, Brigitte Macron, dengan pameran mewah bertajuk ‘L’Art Botanique du Paradis’. Pameran yang digelar di Museum Nasional Jakarta ini menjadi ajang promosi bakat desainer mode dan interior Indonesia dalam rangka kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Didit memanfaatkan momentum kunjungan tersebut untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan kreativitas Indonesia ke dunia internasional.
Pameran yang terselenggara dalam waktu persiapan singkat, sekitar 10 hari, ini berhasil menampilkan keindahan Indonesia secara komprehensif. Lima ruangan Museum Nasional disulap menjadi galeri yang mempesona, memamerkan karya-karya terbaik dari para seniman dan desainer tanah air.
Kekayaan Budaya Nusantara dalam ‘L’Art Botanique du Paradis’
Pameran ‘L’Art Botanique du Paradis’ dirancang sebagai perjalanan visual yang memikat. Lima ruangan di Museum Nasional disulap menjadi representasi beragam aspek budaya Indonesia.
Setiap ruangan menampilkan tema berbeda. Ada ‘Tenun Rosé Lounge’ karya Vivianne Faye yang menampilkan keindahan songket. Kemudian, ‘Tropical Tranquil’ oleh Roland Adam memadukan elemen tropis dengan batuan sakral.
‘The Wastra’ oleh Joke Roos menyajikan interpretasi kontemporer batik. Sementara ‘The Soul Gallery’ garapan Prasetio Budhi mengeksplorasi kedalaman budaya melalui seni rupa leluhur dan modern.
Ruangan terakhir, ‘Whispers of the Tropic’ karya Amalya Hasibuan, menghadirkan puisi visual melalui lanskap dan kenangan.
Desainer Ternama Indonesia Memukau Ibu Negara Prancis
Pameran ini juga menjadi panggung bagi para desainer mode ternama Indonesia. Koleksi mereka ditampilkan di berbagai sudut ruangan, melengkapi narasi visual pameran.
Nama-nama besar seperti Biyan Wanaatmadja, Edward Hutabarat, Sapto Djojokartiko, Toton, Mel Ahyar, Stella Rissa, Auguste Soesastro, Asha Darra (Oscar Lawalata Culture), Heaven Tanudiredja, dan Wilsen Willim turut berpartisipasi.
Sapto Djojokartiko memamerkan gaun renda A-line dengan motif Jawa klasik. Oscar Lawalata Culture menghadirkan kebaya panjang elegan dengan tenun bernuansa alam.
Heaven Tanudiredja menyajikan atasan peplum konstruktif dipadukan dengan rok tenun bermotif geometris. Semua karya tersebut menunjukkan kreativitas dan keahlian para desainer Indonesia.
Apresiasi dan Kerja Sama Bilateral Indonesia-Prancis
Brigitte Macron terkesima dengan pameran tersebut. Ia menghabiskan hampir dua jam di Museum Nasional, melebihi waktu yang dijadwalkan.
Antusiasme Ibu Negara Prancis terlihat jelas. Ia mengamati setiap karya dengan detail dan terkesan dengan keindahan serta keunikannya.
Bahkan, Wilsen Willim diminta membuat rok dari tenun Sumba untuk Brigitte Macron sebagai kenang-kenangan.
Pameran ini juga merayakan 75 tahun hubungan bilateral Indonesia-Prancis. Beberapa kolaborasi budaya kedua negara ditampilkan, seperti scarf Louis Vuitton rancangan Eko Nugroho dan piring Hermes bermotif ikat.
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dan Direktur Utama InJourney, Maya Watono, juga menyampaikan apresiasi terhadap pameran ini sebagai upaya promosi budaya Indonesia ke dunia internasional.
Presiden Macron pun turut mengapresiasi kemitraan dalam industri kreatif, khususnya mode, serta menekankan perluasan kerja sama ke sektor lain seperti film, gim, desain, gastronomi, dan perencanaan kota berkelanjutan.
Pameran ‘L’Art Botanique du Paradis’ bukan sekadar pameran, tetapi juga representasi keberhasilan diplomasi budaya Indonesia. Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar industri kreatif Indonesia di kancah internasional dan memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Prancis. Ke depannya, kolaborasi seperti ini diharapkan dapat terus terjalin dan semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan kekayaan budaya yang luar biasa.