Protes para guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) terhadap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terus berlanjut. Gelombang protes ini kini turut menyoroti komunikasi, atau lebih tepatnya, kurangnya komunikasi, dengan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono, yang juga merupakan guru besar FKUI sejak Oktober 2022.
Meskipun beberapa guru besar FKUI menyatakan masih ada komunikasi dengan Wamenkes Dante, efektivitasnya dipertanyakan. Perbaikan yang diharapkan atas berbagai permasalahan kesehatan belum terlihat, mengakibatkan munculnya seruan protes berjilid dari para guru besar.
Komunikasi Terbatas dengan Wamenkes Dante Saksono
Salah satu guru besar FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, menjelaskan bahwa komunikasi dengan Wamenkes Dante memang ada. Namun, banyak usulan dan masukan yang disampaikan tidak ditindaklanjuti.
Prof. Ari menambahkan, posisi Dante sebagai Wamenkes membatasi kewenangannya dalam mengambil tindakan. Jabatan strukturalnya sebagai Wamenkes otomatis membekukan jabatannya sebagai dosen di FKUI.
Ia menyatakan bahwa narasi-narasi protes masih berfokus pada Menteri Kesehatan. Selama Menkes masih aktif, Wamenkes memiliki keterbatasan untuk mengambil langkah signifikan.
Seruan Jilid II: Kepercayaan Hilang pada Menkes
Guru besar FKUI kemudian menerbitkan seruan jilid II, menyatakan hilangnya kepercayaan terhadap Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Mereka menilai tidak ada perbaikan signifikan dalam sistem kesehatan selama kepemimpinan Menkes. Kurangnya respon terhadap kritikan dan masukan mengakibatkan keputusan untuk mengeluarkan seruan tersebut.
Sekitar 100 guru besar FKUI hadir dalam pertemuan di Salemba saat seruan jilid II diluncurkan. Seruan ini secara tegas menyatakan ketidakpercayaan terhadap Menkes dalam memimpin reformasi kesehatan.
Harapan Reformasi Sistem Kesehatan Indonesia
Seruan jilid II mengungkapkan keinginan akan reformasi sistem kesehatan Indonesia yang inklusif, adil, dan berbasis bukti.
Para guru besar FKUI berharap adanya perubahan mendasar dalam penanganan permasalahan kesehatan di Indonesia. Ketidakpuasan mereka menunjukkan tingkat keprihatinan yang tinggi terhadap kondisi sistem kesehatan saat ini.
Ke depan, diharapkan terjadi dialog yang lebih konstruktif antara pihak FKUI dengan pemerintah untuk mencari solusi atas permasalahan yang ada. Suatu sistem kesehatan yang berkualitas merupakan hak semua warga negara Indonesia.
Ketidakhadiran perbaikan yang signifikan dan komunikasi yang kurang efektif antara para guru besar FKUI dengan Kementerian Kesehatan menunjukkan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap sistem dan kebijakan kesehatan di Indonesia.
Semoga permasalahan ini mendapat perhatian serius dari pemerintah, sehingga sistem kesehatan Indonesia dapat berkembang menjadi lebih baik dan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat.
Ke depannya, diharapkan terjadi dialog yang lebih konstruktif antara pihak FKUI dan pemerintah untuk menemukan solusi yang tepat dan berkelanjutan bagi permasalahan kesehatan di Indonesia.