Sekitar 100 guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) kembali menggelar aksi protes terhadap kebijakan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Aksi ini merupakan buntut dari seruan sebelumnya yang menyoroti sejumlah permasalahan dalam sistem kesehatan Indonesia.
Protes tersebut dibalas oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menawarkan dialog. Namun, pertemuan yang diusulkan ternyata menemui jalan buntu.
Guru Besar FK UI Tetap Tak Percaya Menkes Budi Gunadi
Dalam ‘Seruan Jilid II’, para guru besar FK UI kembali menegaskan ketidakpercayaan mereka terhadap kepemimpinan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Mereka menilai kolegium dokter tidak independen, mutasi dilakukan sepihak dan tidak transparan, serta framing yang dibangun oleh pemerintah dinilai merusak citra dokter Indonesia.
Pernyataan tegas ini disampaikan atas nama 372 guru besar FK UI. Mereka menyatakan kehilangan kepercayaan terhadap Menkes dalam memimpin reformasi dan tata kelola kesehatan yang adil dan berlandaskan bukti.
Kemenkes Buka Peluang Dialog, Namun Ditolak
Juru bicara Kemenkes, drg Widyawati, MKM, menjelaskan bahwa Kemenkes telah berupaya membuka dialog. Lebih dari 10 guru besar dari berbagai fakultas kedokteran diundang untuk berdiskusi pada 23 Mei lalu.
Sayangnya, undangan tersebut ditolak seluruhnya. Kemenkes menyatakan sangat menyayangkan penolakan tersebut, karena dialog dinilai sebagai wadah untuk menyelesaikan keresahan dan keluhan yang ada.
Meskipun demikian, Kemenkes tetap membuka pintu komunikasi. Kemenkes menyatakan kesiapannya untuk hadir jika diundang kembali oleh para guru besar, dalam bentuk dan forum apapun. Terkait tata kelola kolegium, Kemenkes menegaskan bahwa hal tersebut merupakan amanat Undang-Undang Kesehatan yang harus dipatuhi.
Harapan Tertuju pada Presiden Prabowo Subianto
Sebagai alternatif, para guru besar FK UI kini berharap dapat berdialog langsung dengan Presiden Prabowo Subianto. Mereka menilai pentingnya keterlibatan akademisi dalam memperbaiki sistem kesehatan.
Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, menyatakan rasa terima kasihnya jika Presiden bersedia bertemu. Pertemuan langsung dinilai krusial untuk menyampaikan aspirasi dan pandangan para guru besar.
Senada dengan Prof. Ari, Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD-KGer, M. Epid, FINASIM, juga mengungkapkan bahwa surat permohonan audiensi telah dikirim ke Istana Kepresidenan. Pihak Istana telah memberikan tanggapan, menyatakan bahwa suara guru besar akan diperhatikan.
Namun, hingga saat ini belum ada tindak lanjut terkait permintaan audiensi tersebut. Prof. Siti berharap dapat berdiskusi langsung dengan Presiden untuk menjelaskan secara terbuka alasan di balik aksi dan pernyataan mereka.
Mereka berharap dapat menyampaikan secara langsung berbagai permasalahan yang mereka hadapi dan mencari solusi bersama demi kemajuan sektor kesehatan di Indonesia.
Ke depan, perkembangan pertemuan antara para guru besar FKUI dengan Presiden Prabowo Subianto, maupun upaya Kemenkes untuk kembali membuka dialog, akan sangat menentukan arah penyelesaian permasalahan ini. Perlu adanya komitmen dari semua pihak untuk mencari solusi terbaik demi terciptanya sistem kesehatan yang lebih baik di Indonesia.