Hipertensi? Stres Bisa Jadi Penyebabnya, Ini Faktanya!

Playmaker

Hipertensi? Stres Bisa Jadi Penyebabnya, Ini Faktanya!
Sumber: Hellosehat.com

Stres dan kecemasan sering dikaitkan dengan tekanan darah tinggi. Banyak yang bertanya-tanya, apakah benar stres akibat pikiran berlebihan bisa memicu hipertensi? Bagaimana hubungan keduanya sebenarnya? Mari kita bahas lebih dalam agar Anda bisa melakukan pencegahan yang tepat.

Artikel ini akan menjelaskan hubungan antara stres dan tekanan darah tinggi, menjelaskan bagaimana stres kronis meningkatkan risiko hipertensi, serta memberikan langkah-langkah praktis untuk mencegah hipertensi akibat stres.

Hubungan Stres dan Tekanan Darah

Stres dan kecemasan merupakan reaksi fisik dan emosional terhadap ancaman, tantangan, atau tuntutan. Reaksi ini menimbulkan tekanan pada tubuh.

Stres tidak selalu negatif. Ada eustress, yaitu stres positif yang memotivasi pencapaian tujuan.

Namun, stres negatif yang berkepanjangan berdampak buruk pada tubuh, salah satunya meningkatkan tekanan darah.

Saat stres, tubuh melepaskan hormon adrenalin, kortisol, dan norepinefrin. Hormon ini meningkatkan denyut dan kontraksi otot jantung.

Akibatnya, pembuluh darah melebar, meningkatkan jumlah darah yang dipompa jantung. Tekanan darah pun meningkat.

Kortisol juga meningkatkan gula darah. Jika berkelanjutan, hal ini dapat membuat pembuluh darah menjadi kaku dan meningkatkan tekanan darah.

Respons ini normal jika bersifat sementara. Detak jantung, pembuluh darah, dan tekanan darah akan kembali normal setelah stres teratasi.

Hubungan Stres dan Hipertensi

Stres sementara tidak menyebabkan hipertensi.

Namun, stres kronis atau berkepanjangan dapat meningkatkan risiko hipertensi.

Sebuah studi di Journal of Epidemiology and Public Health (2022) menunjukkan orang dewasa dengan stres berat memiliki risiko hipertensi 1,66 kali lebih tinggi daripada mereka yang stresnya rendah.

Risiko meningkat jika terdapat beberapa faktor stres, seperti pekerjaan yang berat, lingkungan sosial yang tidak mendukung, dan kurang tidur.

Stres juga dapat memicu kebiasaan buruk, seperti merokok, minum alkohol, atau makan tidak sehat. Semua ini merupakan faktor risiko hipertensi.

Beberapa obat penenang, seperti antidepresan SNRI, juga dapat meningkatkan tekanan darah. Konsumsi obat-obatan ini harus sesuai resep dokter.

Hormon stres merusak pembuluh darah. Jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.

Kondisi ini dapat memicu hipertensi dan gejala seperti sakit kepala dan nyeri dada.

Jika mengalami gejala hipertensi, segera konsultasikan dengan dokter.

Cara Mencegah Hipertensi Akibat Stres

Kerusakan pembuluh darah akibat stres meningkatkan risiko komplikasi hipertensi.

Komplikasi tersebut termasuk penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke. Oleh karena itu, stres harus dikelola dengan baik.

Untuk stres ringan, beberapa cara sederhana dapat dilakukan:

  • Berbagi beban dengan orang terpercaya.
  • Olahraga rutin minimal 30 menit per hari.
  • Melakukan hobi, seperti mendengarkan musik atau menonton film.
  • Konsumsi makanan bergizi kaya magnesium dan vitamin B.
  • Praktikkan teknik relaksasi, seperti pernapasan, meditasi, dan mindfulness.

Selain itu, terapkan gaya hidup sehat untuk mencegah hipertensi.

Jika stres sudah menyebabkan hipertensi, konsultasi dengan psikolog atau psikiater penting.

Pengelolaan stres yang baik sangat krusial untuk mencegah tekanan darah tinggi kembali naik.

Dengan memahami hubungan antara stres dan hipertensi serta menerapkan langkah-langkah pencegahan, Anda dapat menjaga kesehatan jantung dan tekanan darah Anda.

Popular Post

Nama Aulia: Arti, Makna Indah & Rangkaian Nama Islami Terbaik

Parenting

Nama Aulia: Arti, Makna Indah & Rangkaian Nama Islami Terbaik

Memilih nama untuk buah hati adalah momen istimewa bagi setiap orangtua. Nama tak hanya sekadar identitas, melainkan doa dan harapan ...

Tes HPV DNA: Ketahui Risiko, Prosedur, dan Biayanya Sekarang

Wanita

Tes HPV DNA: Ketahui Risiko, Prosedur, dan Biayanya Sekarang

Tes HPV DNA: Panduan Lengkap Prosedur, Hasil, dan Biaya Tes HPV DNA merupakan pemeriksaan penting untuk mendeteksi Human Papillomavirus (HPV), ...

Revolusi Bedah: Siloam Group Luncurkan Robot Da Vinci Xi Canggih

Editorial

Revolusi Bedah: Siloam Group Luncurkan Robot Da Vinci Xi Canggih

Siloam Hospitals Group meluncurkan teknologi bedah mutakhir di Indonesia. Sistem robotik multi-lengan Da Vinci Xi kini tersedia, menandai tonggak penting ...

Mini Soccer vs Futsal: Perbedaan, Lapangan, & Aturannya

Editorial

Mini Soccer vs Futsal: Perbedaan, Lapangan, & Aturannya

Mini soccer, atau sepak bola mini, semakin populer di berbagai kalangan usia. Permainan ini menawarkan alternatif sepak bola yang praktis, ...

Wanita

Makeup Pengantin Sahabat Curi Perhatian, Netizen Terpukau!

Sebuah kisah menarik beredar di media sosial mengenai seorang *makeup artist* (MUA) yang merias seorang *bridesmaid* dengan riasan glamor, nyaris ...

Rahasia Perkembangan Remaja 15 Tahun: Panduan Lengkap & Komprehensif

Parenting

Rahasia Perkembangan Remaja 15 Tahun: Panduan Lengkap & Komprehensif

Usia 15 tahun menandai fase pertengahan perkembangan remaja. Perubahan fisik, kognitif, psikologis, emosional, dan sosial yang signifikan terjadi pada tahap ...