Serangan rudal Iran di selatan Israel telah mengakibatkan kerusakan signifikan pada Pusat Medis Soroka di kota Beersheba. Insiden ini menyebabkan puluhan orang terluka dan menimbulkan kekhawatiran akan dampak jangka panjang terhadap layanan kesehatan di wilayah tersebut.
Rumah sakit, yang melayani sekitar satu juta penduduk Israel selatan, mengalami kerusakan parah akibat serangan tersebut. Puing-puing dan pecahan kaca berserakan di lantai rumah sakit, menggambarkan situasi yang kacau dan berbahaya.
Rumah Sakit Soroka Ditutup Sementara, Ratusan Pasien Dipindahkan
Menyusul serangan rudal, Pusat Medis Soroka mengumumkan penutupan sementara bagi pasien baru. Hanya kasus-kasus darurat dan mengancam jiwa yang akan diterima.
Langkah ini diambil sebagai tindakan pencegahan, mengingat potensi serangan lebih lanjut. Ratusan pasien yang telah dirawat sebelumnya dipindahkan ke rumah sakit lain atau dipulangkan.
Laporan media Ibrani menyebutkan bahwa sekitar 700 pasien berada di rumah sakit saat serangan terjadi. Hingga Kamis sore, jumlah pasien berkurang menjadi sekitar 300 orang.
Evakuasi Darurat dan Antisipasi Serangan
Pihak rumah sakit meminta masyarakat untuk tidak datang ke Pusat Medis Soroka kecuali dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa. Hal ini penting untuk memastikan keamanan dan kelancaran proses penanganan pasien yang benar-benar membutuhkan perawatan segera.
Pusat Kebidanan Saban, yang memiliki sistem keamanan lebih baik, tetap beroperasi untuk melayani ibu hamil dalam keadaan darurat. Ibu hamil lainnya diarahkan untuk melahirkan di rumah sakit lain.
Antisipasi terhadap potensi serangan telah dilakukan beberapa hari sebelum insiden. Rumah sakit telah memulai proses evakuasi pasien dari bangsal bedah. Beberapa pasien di gedung yang rusak bahkan dipindahkan ke fasilitas bawah tanah beberapa jam sebelum serangan rudal terjadi.
Dampak Jangka Panjang dan Tantangan Layanan Kesehatan
Serangan ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak jangka panjang terhadap layanan kesehatan di wilayah selatan Israel. Kerusakan fasilitas dan gangguan operasional dapat mengganggu akses perawatan medis bagi masyarakat.
Perlu waktu dan sumber daya yang signifikan untuk memperbaiki kerusakan dan memulihkan operasional rumah sakit sepenuhnya. Pemerintah dan otoritas kesehatan setempat menghadapi tantangan besar untuk memastikan kontinuitas layanan kesehatan bagi penduduk yang terkena dampak.
Kejadian ini juga menyoroti perlunya strategi keamanan yang lebih komprehensif untuk melindungi fasilitas kesehatan vital dari serangan-serangan di masa mendatang. Perlindungan terhadap infrastruktur medis menjadi sangat penting dalam konteks konflik dan ancaman keamanan.
Insiden di Pusat Medis Soroka merupakan pengingat akan kerentanan fasilitas kesehatan dalam konflik dan pentingnya memastikan keamanan bagi tenaga medis dan pasien. Pemulihan penuh membutuhkan usaha kolektif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat internasional.