Kepulangan jemaah haji Indonesia selalu dinantikan dengan penuh haru dan sukacita. Namun, kekhawatiran akan potensi penyebaran penyakit, termasuk COVID-19, tetap menjadi perhatian serius. Di tengah status endemi COVID-19, kabar mengenai beberapa jemaah haji di Debarkasi Surabaya yang menunjukkan gejala mirip virus ini sempat menimbulkan kecemasan.
Beruntungnya, kecemasan tersebut sirna setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh. Hasilnya memberikan kabar baik bagi seluruh pihak yang terlibat dalam proses kepulangan jemaah haji.
Hasil Swab Antigen Jemaah Haji Negatif COVID-19
Sebanyak 11 jemaah haji di Debarkasi Surabaya yang awalnya menunjukkan gejala mirip COVID-19, seperti batuk dan flu, dinyatakan negatif setelah menjalani tes swab antigen. Pemeriksaan dilakukan oleh Kepala Bidang Kesehatan PPIH Debarkasi Surabaya, Rosidi Roslan.
Hasil negatif ini membuat tes PCR tidak diperlukan. Namun, pengawasan tetap dilakukan oleh Dinas Kesehatan setempat dan Puskesmas domisili jemaah selama 14 hari ke depan.
Gejala Mirip COVID-19: Kelelahan atau Infeksi?
Rosidi Roslan, yang juga menjabat Kepala Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Surabaya, menjelaskan bahwa gejala seperti batuk dan flu cukup umum terjadi pada jemaah haji. Hal ini seringkali disebabkan oleh kelelahan setelah menempuh perjalanan panjang dan menjalankan ibadah haji.
Pengamatan visual dilakukan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk melakukan tes swab antigen pada 11 jemaah tersebut. Langkah ini memastikan penanganan yang tepat dan efisien.
Pentingnya Kewaspadaan Meskipun COVID-19 Sudah Endemi
Meskipun status COVID-19 sudah endemi, kewaspadaan tetap diperlukan. Masyarakat, terutama lansia yang rentan terhadap penyakit, diimbau untuk tetap menjaga protokol kesehatan.
Hal ini termasuk menggunakan masker jika mengalami gejala sakit dan menghindari kerumunan untuk mencegah potensi penularan penyakit.
Pesan Kesehatan untuk Jemaah Haji dan Antisipasi di Masa Mendatang
Rosidi memberikan pesan penting kepada seluruh jemaah haji yang baru pulang dari Tanah Suci untuk memprioritaskan kesehatan mereka. Istirahat yang cukup, menjaga asupan makanan bergizi, dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat sangat penting untuk menjaga imunitas tubuh.
Hingga Senin, 16 Juni 2025, sebelas kloter jemaah haji telah tiba di Debarkasi Surabaya, dengan total 4.162 jemaah. Pengalaman ini menjadi pembelajaran berharga dalam menghadapi potensi tantangan kesehatan di masa depan, khususnya selama musim haji.
Keberhasilan dalam menangani kasus potensi COVID-19 ini menunjukkan kesiapsiagaan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan optimal kepada jemaah haji. Sistem pengawasan yang terintegrasi antara petugas kesehatan di Tanah Suci dan di Indonesia juga berperan penting dalam meminimalisir risiko penyebaran penyakit. Ke depannya, sistem ini diharapkan dapat terus ditingkatkan untuk menghadapi potensi tantangan kesehatan yang mungkin muncul.
Dengan tetap menjaga kewaspadaan dan menerapkan pola hidup sehat, diharapkan seluruh jemaah haji dapat menikmati masa-masa pasca haji dengan kesehatan yang prima. Semoga pengalaman ini dapat menjadi bekal untuk menjaga kesehatan di masa mendatang.