Deteksi dini kanker payudara sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Salah satu cara efektif adalah dengan rutin melakukan Sadari (Periksa Payudara Sendiri).
Waktu Terbaik Melakukan Sadari
Waktu ideal untuk Sadari adalah setelah menstruasi selesai. Pada periode ini, hormon cenderung stabil sehingga payudara tidak terlalu sensitif.
Menjelang menstruasi, justru sangat tidak disarankan melakukan Sadari. Hormon yang meningkat dapat menyebabkan nyeri hebat dan pembengkakan pada payudara, menyulitkan deteksi benjolan.
Dr. dr. Andhika Rahman, Sp.PD-KHOM dari MRCCC Siloam Hospitals menjelaskan, pemeriksaan payudara saat hormon sedang tinggi akan menyulitkan deteksi dini. Bahkan USG pun terganggu karena rasa nyeri yang signifikan.
Idealnya, lakukan Sadari antara hari ke-7 hingga ke-10 setelah menstruasi berakhir. Pada periode ini, payudara cenderung lebih tenang dan perubahan abnormal lebih mudah dideteksi.
Benjolan yang terdeteksi pada periode ini, lebih besar kemungkinan bukan akibat fluktuasi hormon, tetapi indikasi masalah yang perlu diperiksa lebih lanjut.
Cara Melakukan Sadari yang Efektif
Konsistensi sangat penting dalam melakukan Sadari. Lakukan secara rutin, misalnya dua minggu sekali atau sebulan sekali, pada waktu yang sama.
Dr. Andhika menyarankan untuk melakukan Sadari saat mandi. Penggunaan sabun dapat membantu mempermudah proses perabaan.
Meskipun idealnya dilakukan secara rutin, yang terpenting adalah konsistensi. Pilih frekuensi yang sesuai dengan kemampuan dan rutinitas Anda, misalnya tiga bulan sekali.
Lakukan palpasi (perabaan) secara teliti untuk mendeteksi perubahan pada jaringan payudara. Perhatikan setiap benjolan, perubahan bentuk, atau perubahan tekstur kulit.
Pentingnya Deteksi Dini dan Terapi Tepat
Kanker payudara merupakan jenis kanker paling umum di Indonesia, dengan lebih dari 66.000 kasus baru per tahun.
Lebih dari 22.000 wanita Indonesia meninggal setiap tahunnya akibat kanker payudara. Sayangnya, lebih dari 70% pasien datang dalam stadium lanjut (III-IV), membatasi pilihan pengobatan dan mengurangi peluang kesembuhan.
Deteksi dini melalui Sadari dan pemeriksaan medis rutin sangat krusial. Diagnosis akurat melalui biopsi, khususnya core needle biopsy dengan panduan USG, menentukan terapi yang tepat.
Pengobatan kanker payudara di Indonesia dapat diakses melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) seperti BPJS Kesehatan. Ini memberikan akses perawatan yang lebih mudah bagi para pasien.
Dengan melakukan Sadari secara rutin dan mengunjungi dokter secara berkala, wanita Indonesia dapat meningkatkan peluang kesembuhan dari kanker payudara. Deteksi dini dan terapi tepat merupakan kunci utama dalam menghadapi penyakit ini.