Kol Goreng Penyebab Kanker? Ahli Gizi IPB Ungkap Fakta

Playmaker

Kol Goreng Penyebab Kanker? Ahli Gizi IPB Ungkap Fakta
Sumber: IDNTimes.com

Kol goreng, sajian renyah yang kerap menjadi teman setia pecel lele atau ayam penyet. Teksturnya yang gurih dan renyah memang menggoda selera. Namun, di balik kelezatannya, terdapat kekhawatiran akan dampaknya terhadap kesehatan. Apakah mengonsumsi kol goreng benar-benar berbahaya? Mari kita telusuri lebih dalam.

Banyak orang lebih menyukai sayuran yang digoreng ketimbang direbus atau dikukus. Praktis dan rasanya yang lebih menarik menjadi alasan utamanya. Namun, metode pengolahan ini justru memicu pertanyaan seputar nilai gizi dan risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan.

Kol Goreng: Kelezatan yang Mengundang Pertanyaan

Kol goreng, dengan teksturnya yang krispi dan gurih, telah menjadi hidangan favorit banyak orang. Kemudahan penyajian dan rasanya yang lezat menjadikannya pelengkap ideal berbagai menu makanan.

Namun, popularitasnya menimbulkan pertanyaan: seberapa sehatkah sebenarnya mengonsumsi kol goreng secara rutin? Apakah kelebihan lemak dan metode pengolahannya berdampak negatif bagi kesehatan?

Risiko Kesehatan Mengonsumsi Kol Goreng: Mitos atau Fakta?

Kekhawatiran akan risiko kesehatan dari mengonsumsi kol goreng, termasuk potensi peningkatan risiko kanker, seringkali mengemuka. Hal ini terutama disebabkan oleh proses penggorengan yang menggunakan minyak dalam jumlah banyak.

Proses penggorengan dapat menyebabkan pembentukan senyawa berbahaya seperti akrilamida, yang terbentuk saat pemanasan tinggi pada makanan yang mengandung pati dan gula. Kandungan lemak jenuh yang tinggi dalam minyak goreng juga turut menjadi perhatian.

Selain itu, proses penggorengan dapat mengurangi kandungan nutrisi penting dalam kol, seperti vitamin dan mineral. Nutrisi yang hilang akan berpengaruh terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Pendapat Ahli: Kol Goreng dan Dampaknya terhadap Kesehatan

Dr. Zuraidah Nasution, STP., M.Sc, dosen Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB University, memberikan penjelasan mengenai kol goreng. Menurutnya, pengolahan kol dengan cara digoreng memang dapat mengurangi nilai gizi dan meningkatkan asupan lemak.

Beliau menambahkan bahwa konsumsi kol goreng secara berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk peningkatan berat badan, masalah pencernaan, dan potensi peningkatan risiko penyakit kronis.

Untuk itu, Dr. Zuraidah menyarankan agar mengonsumsi kol goreng secukupnya dan lebih memilih metode pengolahan lain yang lebih sehat, seperti merebus, mengukus, atau menyantapnya sebagai lalapan.

Metode pengolahan yang tepat akan mempertahankan kandungan nutrisi kol dan mengurangi risiko paparan senyawa berbahaya yang terbentuk selama proses penggorengan.

Alternatif Pengolahan Kol yang Lebih Sehat

  • Merebus: Metode ini mempertahankan kandungan nutrisi kol dan mudah dilakukan.
  • Mengukus: Cara ini juga efektif untuk menjaga nutrisi dan menghasilkan tekstur yang lembut.
  • Lalapan: Menyantap kol mentah sebagai lalapan merupakan cara paling sehat untuk mendapatkan manfaat nutrisinya secara maksimal.

Dengan memilih cara pengolahan yang tepat, kita dapat menikmati manfaat kesehatan dari kol tanpa harus mengkhawatirkan dampak negatif dari penggorengan berlebih. Ingatlah bahwa keseimbangan dan variasi dalam pola makan sangat penting untuk menjaga kesehatan.

Kesimpulannya, meskipun kol goreng menawarkan cita rasa yang lezat, penting untuk mengonsumsinya secara bijak dan mempertimbangkan alternatif pengolahan yang lebih sehat untuk mendapatkan manfaat nutrisi kol secara optimal dan meminimalisir risiko kesehatan.

Popular Post

Nama Aulia: Arti, Makna Indah & Rangkaian Nama Islami Terbaik

Parenting

Nama Aulia: Arti, Makna Indah & Rangkaian Nama Islami Terbaik

Memilih nama untuk buah hati adalah momen istimewa bagi setiap orangtua. Nama tak hanya sekadar identitas, melainkan doa dan harapan ...

Tes HPV DNA: Ketahui Risiko, Prosedur, dan Biayanya Sekarang

Wanita

Tes HPV DNA: Ketahui Risiko, Prosedur, dan Biayanya Sekarang

Tes HPV DNA: Panduan Lengkap Prosedur, Hasil, dan Biaya Tes HPV DNA merupakan pemeriksaan penting untuk mendeteksi Human Papillomavirus (HPV), ...

Revolusi Bedah: Siloam Group Luncurkan Robot Da Vinci Xi Canggih

Editorial

Revolusi Bedah: Siloam Group Luncurkan Robot Da Vinci Xi Canggih

Siloam Hospitals Group meluncurkan teknologi bedah mutakhir di Indonesia. Sistem robotik multi-lengan Da Vinci Xi kini tersedia, menandai tonggak penting ...

Mini Soccer vs Futsal: Perbedaan, Lapangan, & Aturannya

Editorial

Mini Soccer vs Futsal: Perbedaan, Lapangan, & Aturannya

Mini soccer, atau sepak bola mini, semakin populer di berbagai kalangan usia. Permainan ini menawarkan alternatif sepak bola yang praktis, ...

Wanita

Makeup Pengantin Sahabat Curi Perhatian, Netizen Terpukau!

Sebuah kisah menarik beredar di media sosial mengenai seorang *makeup artist* (MUA) yang merias seorang *bridesmaid* dengan riasan glamor, nyaris ...

Rahasia Perkembangan Remaja 15 Tahun: Panduan Lengkap & Komprehensif

Parenting

Rahasia Perkembangan Remaja 15 Tahun: Panduan Lengkap & Komprehensif

Usia 15 tahun menandai fase pertengahan perkembangan remaja. Perubahan fisik, kognitif, psikologis, emosional, dan sosial yang signifikan terjadi pada tahap ...