Diabetes melitus, penyakit yang umum dikenal pada manusia, ternyata juga dapat menyerang hewan peliharaan kita, khususnya anjing dan kucing. Kondisi ini merupakan gangguan metabolisme serius yang perlu mendapat perhatian dari para pemilik hewan. Dr. drh. Leni Maylina, dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University, menjelaskan lebih detail mengenai penyakit ini dalam sebuah podcast.
Diabetes melitus pada hewan peliharaan terjadi karena ketidakmampuan tubuh mereka untuk memproduksi atau menggunakan hormon insulin secara efektif. Akibatnya, kadar glukosa dalam darah meningkat drastis. Kondisi ini berpotensi menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan pada hewan kesayangan kita.
Diabetes Melitus pada Anjing dan Kucing: Mekanisme dan Gejala
Penyakit ini mengganggu metabolisme tubuh hewan peliharaan, baik anjing maupun kucing. Tubuh mereka gagal memproduksi atau memanfaatkan hormon insulin dengan baik.
Kadar glukosa darah yang tinggi akibatnya akan membahayakan ginjal hewan. Glukosa yang berlebihan akan terbuang melalui urine. Perhatikan perubahan warna dan bau urine hewan peliharaan Anda.
Tipe Diabetes dan Perbedaannya pada Hewan
Sama seperti pada manusia, diabetes pada hewan terbagi menjadi dua tipe utama. Perbedaan tipe ini penting untuk menentukan strategi penanganan yang tepat.
Tipe 1 umumnya terjadi pada anjing, disebabkan kerusakan sel beta pankreas sehingga produksi insulin terhenti. Sementara itu, tipe 2 lebih sering ditemukan pada kucing, ditandai dengan resistensi insulin meskipun tubuh masih memproduksinya.
Tipe 1: Defisiensi Insulin
Pada tipe 1, pankreas tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup. Ini menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang signifikan.
Hewan dengan tipe 1 biasanya memerlukan suntikan insulin seumur hidup untuk mengontrol kadar gula darah mereka. Penanganan dini sangat krusial untuk mencegah komplikasi serius.
Tipe 2: Resistensi Insulin
Pada tipe 2, sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin. Meskipun pankreas masih memproduksi insulin, sel-sel tidak dapat meresponnya dengan baik.
Kondisi ini seringkali dihubungkan dengan obesitas dan gaya hidup tidak aktif pada kucing. Pengaturan pola makan dan peningkatan aktivitas fisik sangat penting dalam penanganannya.
Faktor Risiko dan Pencegahan Diabetes pada Hewan Peliharaan
Beberapa faktor meningkatkan risiko diabetes pada hewan peliharaan. Mengenali faktor-faktor ini membantu dalam pencegahan penyakit.
Faktor genetik berperan besar. Beberapa ras anjing dan kucing memiliki predisposisi genetik lebih tinggi terhadap diabetes. Obesitas juga menjadi faktor penting, karena kelebihan berat badan mengganggu metabolisme glukosa.
Pola Makan dan Aktivitas Fisik
Pemberian makanan yang tepat sangat penting. Kucing sebagai karnivora membutuhkan makanan tinggi protein, bukan karbohidrat tinggi seperti nasi dan ikan asin.
Kurangnya aktivitas fisik juga meningkatkan risiko diabetes. Anjing dan kucing membutuhkan waktu bermain dan olahraga rutin untuk menjaga kesehatan metabolisme mereka. Hewan yang disterilkan juga berisiko lebih tinggi.
Peran Usia dan Pemeriksaan Rutin
Hewan peliharaan yang sudah tua (di atas 7 tahun) memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes. Pemeriksaan rutin ke dokter hewan sangat penting.
Pemeriksaan kesehatan rutin membantu deteksi dini diabetes dan penanganan yang tepat. Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter hewan jika Anda melihat perubahan perilaku atau gejala yang mencurigakan pada hewan peliharaan.
Menjaga kesehatan hewan peliharaan merupakan tanggung jawab pemiliknya. Dengan memperhatikan pola makan, aktivitas fisik, dan melakukan pemeriksaan rutin, kita dapat membantu mencegah diabetes dan memastikan hewan kesayangan kita tetap sehat dan bahagia. Perhatian dan perawatan yang tepat akan meningkatkan kualitas hidup dan usia panjang mereka.