Lesu, kurang fokus, dan sering sakit? Ini mungkin lebih dari sekadar kelelahan.
Satu dari tiga anak Indonesia berisiko mengalami kekurangan zat besi. Kondisi ini diam-diam mengancam masa depan mereka.
Kekurangan Zat Besi: Ancaman Tersembunyi bagi Perkembangan Anak
Kekurangan zat besi berdampak signifikan pada kecerdasan, perilaku, dan kemampuan belajar anak. Sayangnya, setengah dari orang tua Indonesia tidak menyadari dampaknya.
Lima tahun pertama kehidupan sangat krusial bagi perkembangan otak anak. Zat besi berperan penting dalam pembentukan koneksi antar sel saraf dan neurotransmitter.
Dokter spesialis anak, dr. Melia Yunita, MSc, SpA, menjelaskan pentingnya zat besi dalam perkembangan kognitif. Ia menekankan peran zat besi dalam pembentukan sel darah merah dan koneksi antar sel saraf.
Gejala dan Dampak Jangka Panjang Kekurangan Zat Besi
Banyak orang tua baru menyadari gejala defisiensi zat besi saat kondisi anak sudah parah. Gejala meliputi pasifitas, sering sakit, sulit fokus, dan gangguan perilaku.
Keterlambatan perkembangan motorik dan sosial-emosional bisa terjadi dalam jangka panjang akibat kekurangan zat besi. Ini merupakan ancaman serius bagi masa depan anak.
Cara Memenuhi Kebutuhan Zat Besi Anak dan Deteksi Dini
Asupan nutrisi lengkap dan seimbang kaya zat besi sangat penting. Sumber zat besi hewani (daging merah, hati ayam, telur, ikan) lebih baik diserap daripada zat besi nabati (kacang-kacangan, bayam).
Susu pertumbuhan yang difortifikasi dengan kombinasi zat besi dan vitamin C dapat membantu memenuhi kebutuhan zat besi. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan kebutuhan suplementasi.
Identifikasi dini sangat penting. Orang tua perlu berkonsultasi secara rutin dengan dokter spesialis anak untuk mendeteksi dini kekurangan zat besi.
SGM Eksplor bersama Alfamart meluncurkan “Kalkulator Zat Besi”, sebuah inovasi digital untuk identifikasi risiko kekurangan zat besi secara mandiri dan cepat.
SGM Eksplor juga memiliki inovasi IronC, kombinasi zat besi dan vitamin C yang meningkatkan penyerapan zat besi hingga dua kali lipat. Konsumsi rutin dapat memenuhi 100% kebutuhan zat besi harian anak.
Kekurangan zat besi bukan hanya masalah kesehatan, melainkan juga ancaman terhadap masa depan anak. Memberikan nutrisi optimal sejak dini adalah investasi penting untuk generasi yang cerdas dan sehat.