Rahasia Gelap Judi Online: Pemain Judi Online Profesional Terjerat

Playmaker

Rahasia Gelap Judi Online: Pemain Judi Online Profesional Terjerat
Sumber: Liputan6.com

Pecandu judi online (judol) seringkali mengulang kesalahan meskipun sudah mengalami kerugian besar. Mengapa hal ini terjadi? Seorang dokter spesialis jiwa, Andreas Kurniawan, memberikan penjelasannya berdasarkan mekanisme otak.

Menurut Andreas, pengalaman menang menjadi faktor utama. Pemenangan dalam judi memicu pelepasan dopamin di otak, menimbulkan rasa pencapaian dan kepuasan yang kuat, melampaui sekedar nilai uang yang dimenangkan.

Dopamin dan “Near Win” Memperkuat Kecanduan

Bukan hanya kemenangan besar yang memicu dopamin. Bahkan “near win”, atau hampir menang, juga dapat melepaskan dopamin, memperkuat siklus kecanduan.

Contohnya, jika seorang pemain memasang angka 17 dan angka yang keluar adalah 71, rasa “hampir menang” ini akan memicu dopamin, membuat pemain berpikir untuk mencoba lagi, membalikkan angka, dan mencoba keberuntungan.

Banyak pemain judol membuat janji untuk berhenti setelah menang sekali saja. Namun, realitanya janji tersebut sulit ditepati.

Ketika sudah terjerat, tingkat dopamin yang dihasilkan jauh lebih tinggi, mendorong pemain untuk terus bermain dengan alasan “satu kali lagi saja”.

Aksesibilitas Judi Online yang Tinggi

Andreas pernah menangani pasien dengan masalah kecanduan judol. Mereka menyadari kesalahannya dan penderitaan yang ditimbulkan, namun tetap sulit berhenti.

Berhenti bermain judi online terasa sama sulitnya dengan berhenti menggunakan media sosial bagi sebagian orang. Keinginan untuk mengakses judi online muncul ketika merasa bosan atau membutuhkan sesuatu.

Kemudahan akses menjadi pembeda signifikan antara judi online dan judi konvensional. Judi online dapat diakses kapan saja dan di mana saja melalui gawai, tidak seperti judi konvensional yang mengharuskan pemain datang ke tempat tertentu.

Mencari Bantuan Profesional untuk Mengatasi Kecanduan

Mengatasi kecanduan judol bukanlah hal yang mudah. Dr. Andreas menyarankan agar mereka yang terjerat segera mencari bantuan profesional.

Temukan bantuan dari psikolog atau psikiater. Kecanduan judi kini telah dikategorikan sebagai gangguan kesehatan mental, yaitu *gambling disorder*.

Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), sudah terdapat tim khusus yang meneliti *gambling disorder* karena dampaknya yang sangat besar.

Kesimpulannya, kecanduan judi online merupakan masalah kompleks yang membutuhkan penanganan serius. Pengalaman menang dan pelepasan dopamin berperan besar dalam memperkuat siklus kecanduan. Aksesibilitas judi online yang mudah memperburuk keadaan. Oleh karena itu, mencari bantuan profesional sangat penting bagi mereka yang ingin lepas dari jeratan judi online.

Popular Post

Parenting

Gymnastic untuk Anak: 7 Manfaat Luar Biasa Tumbuh Kembang

Anak Anda sangat aktif dan sulit diam? Gymnastic bisa menjadi solusi! Olahraga ini memungkinkan anak-anak menyalurkan energi mereka melalui lompatan, ...

Wanita

7 Toner Eksfoliasi Lokal: Kulit Cerah & Halus Sempurna

Kulit kusam dan bertekstur kasar seringkali menjadi masalah bagi banyak orang. Penyebabnya adalah penumpukan sel kulit mati yang menyumbat pori-pori. ...

Wanita

Rahasia Turun Berat Badan: Coba Manfaat Kopi Americano

Minuman kopi Americano, yang terkenal dengan rasanya yang sederhana, kini juga dikaitkan dengan manfaat penurunan berat badan. Banyak yang penasaran, ...

Wanita

Foto Hamil Sultan Madura Bak Pengantin: Pelaminan & Siger Mewah

Seorang make-up artist (MUA) di Madura, Jawa Timur, baru-baru ini menjadi perbincangan hangat di media sosial. Kisah uniknya merias seorang ...

Wanita

Makeup Pengantin Sahabat Curi Perhatian, Netizen Terpukau!

Sebuah kisah menarik beredar di media sosial mengenai seorang *makeup artist* (MUA) yang merias seorang *bridesmaid* dengan riasan glamor, nyaris ...

Wanita

Sacai x Seventeen: Lelang Eksklusif Jaket Bad Influence & Labubu

Dunia mode dan K-Pop kembali bersatu dalam sebuah kolaborasi eksklusif yang menjanjikan. Sacai, label mode ternama asal Jepang, berkolaborasi dengan ...