Hari Jamu Nasional: Kebangkitan Warisan Budaya dan Tantangan Modernisasi
Peringatan Hari Jamu Nasional menjadi momentum penting untuk mengapresiasi warisan budaya pengobatan tradisional Indonesia. Deputi 2 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Mohamad Kashuri, menekankan pentingnya memandang jamu bukan sekadar ramuan, melainkan cerminan kearifan lokal yang telah teruji secara turun-temurun dan didukung oleh bukti ilmiah.
Mohamad Kashuri, dalam peringatan Hari Jamu Nasional bersama Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), menyampaikan optimismenya terhadap masa depan jamu. Ia berharap agar warisan ini tidak hanya menjadi objek riset atau seminar semata, tetapi juga diwujudkan dalam karya nyata yang bermanfaat bagi bangsa.
Jamu: Warisan Budaya Menuju Masa Depan
Kashuri menganggap jamu bukan hanya warisan masa lalu, tetapi juga masa depan yang perlu dibangun bersama. Pengembangan obat tradisional, khususnya jamu, membutuhkan kolaborasi yang kuat.
Ia mengapresiasi upaya PDPOTJI dalam mengembangkan obat tradisional. Kolaborasi antara PDPOTJI dan para dokter dinilai sangat krusial. Hal ini penting untuk memadukan ilmu kedokteran modern dengan kekayaan khasiat bahan alam Indonesia.
Tantangan Pengembangan Obat Bahan Alam Indonesia
Kashuri mengungkapkan tantangan utama dalam pengembangan obat bahan alam di Indonesia. Salah satu kendalanya adalah anggapan bahwa jamu hanya sebagai pengganti obat kimia.
Padahal, menurut Kashuri, penggunaan jamu sebaiknya dilihat sebagai komplemen pengobatan modern, seperti yang telah dilakukan di China. BPOM mendorong penggunaan jamu berbasis bukti ilmiah, namun tetap menjaga warisan budaya dan nilai-nilai luhur dari kekayaan alam Indonesia.
Menuju Jamu Berbasis Bukti Ilmiah
Indonesia perlu belajar dari negara lain, khususnya China, yang telah sukses mengintegrasikan pengobatan herbal ke dalam sistem kesehatan modern. Di sana, obat herbal digunakan sebagai komplemen, bukan pengganti total obat kimia.
BPOM mendorong pengembangan jamu berbasis bukti ilmiah, sekaligus tetap menghormati nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang terkandung di dalamnya. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing jamu di pasar global.
Langkah-langkah Pengembangan Jamu
Untuk mewujudkan hal tersebut, beberapa langkah perlu ditempuh. Pertama, riset dan pengembangan terus-menerus untuk membuktikan khasiat jamu secara ilmiah.
Kedua, peningkatan kualitas produksi dan standarisasi jamu agar terjamin keamanannya. Ketiga, promosi dan pemasaran yang efektif untuk memperkenalkan jamu kepada pasar domestik dan internasional.
- Penelitian ilmiah untuk membuktikan khasiat dan keamanan jamu.
- Standarisasi produksi jamu untuk menjamin kualitas dan keamanan.
- Pengembangan kemasan dan pemasaran yang menarik dan modern.
- Kolaborasi antara peneliti, praktisi, dan pemerintah.
Peringatan Hari Jamu Nasional diharapkan mampu mendorong semangat inovasi dan pengembangan jamu. Dengan menggabungkan kearifan lokal dengan kemajuan ilmu pengetahuan, jamu dapat menjadi bagian penting dari sistem kesehatan modern Indonesia dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Upaya kolaboratif dan terintegrasi antara berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan dalam mengembangkan potensi luar biasa dari kekayaan obat tradisional Indonesia.