Fenomena “Tung Tung Tung Sahur,” sebuah meme anomali dari tren *Italian brainrot*, tengah menarik perhatian global. Awalnya populer di kalangan anak-anak Indonesia, meme ini kini telah menyebar ke luar negeri, dibuktikan dengan video-video di media sosial yang menampilkan anak-anak dari berbagai negara mengucapkan *catchphrase*-nya. Popularitas meme ini memunculkan pertanyaan: apa sebenarnya *Italian brainrot*, dan mengapa Tung Tung Tung Sahur begitu menarik perhatian?
Meme anomali ini adalah bagian dari fenomena *Italian brainrot*, serangkaian karakter aneh yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI). Karakteristik uniknya terletak pada pengulangan *catchphrase* dan visualisasi AI yang menampilkan kombinasi unik dan tak terduga.
Italian Brainrot: Asal-usul dan Karakteristiknya
Muncul pertama kali pada Januari 2025, asal-usul *Italian brainrot* masih misterius. Diduga, konten awal diunggah oleh akun yang kini telah dihapus.
Konten ini terdiri dari sekitar 20 karakter unik, masing-masing memiliki *catchphrase* yang berulang. Karakter-karakter tersebut seringkali digambarkan dengan bentuk-bentuk aneh dan tak lazim.
Penggunaan AI dalam pembuatan karakter menghasilkan visual yang menggabungkan elemen tak terduga, seperti benda mati dengan manusia, atau hewan dengan benda tak hidup. Hal inilah yang menyebabkan karakter-karakter ini disebut sebagai meme anomali.
Tung Tung Tung Sahur dan Meme Anomali Lainnya
Tung Tung Tung Sahur adalah salah satu karakter *Italian brainrot* yang paling dikenal. Meme ini menggambarkan sebuah pentungan sahur yang dipersonifikasikan dengan tangan, kaki, dan terkadang headset.
Karakter lain yang populer antara lain Ballerina Cappuccina, digambarkan sebagai penari balet berkepala cangkir berisi cappuccino, dan Tralalero Tralala, sebuah ikan hiu bersepatu yang oleh sebagian warganet di Indonesia dikaitkan dengan meme “Sucipto” sebelumnya.
Keunikan visual dan *catchphrase* yang mudah diingat membuat karakter-karakter ini mudah diingat dan ditiru.
Kreativitas Pengguna TikTok
Popularitas *Italian brainrot* memicu kreativitas para pengguna TikTok. Banyak yang membuat cerita-cerita sendiri berdasarkan karakter-karakter ini.
Contohnya adalah cerita romantis antara Tung Tung Tung Sahur dan Ballerina Cappuccina, atau kisah Tung Tung Tung Sahur sebagai makhluk menyeramkan yang muncul jika seseorang tidak bangun sahur.
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua konten *Italian brainrot* cocok untuk anak-anak. Sebagian konten mengandung unsur dewasa seperti perselingkuhan, kekerasan, atau bahkan tema seksual.
Tongue Twister dan Italian Brainrot
*Italian brainrot* dapat dianggap sebagai bentuk *tongue twister* modern, meskipun berbeda dari versi bahasa Indonesia yang lebih tradisional.
Contoh *tongue twister* dalam *Italian brainrot* antara lain Tung Tung Tung Sahur, Tralalero Tralala, Bombardino crocodilo, Ballerina Cappuccina, dan Tripi Tropi. Ucapan yang berulang dan sulit diucapkan dengan cepat ini menjadi ciri khasnya.
Sementara itu, *tongue twister* Bahasa Indonesia yang sudah dikenal luas mencakup kalimat-kalimat seperti “Ular melingkar di atas pagar” atau “Aku terkikik-kikik bersama kakak dan kakekku sampai kuku kaku”.
Kesimpulannya, fenomena Tung Tung Tung Sahur dan *Italian brainrot* secara keseluruhan merupakan contoh menarik bagaimana tren digital dapat menyebar dengan cepat dan luas. Meskipun menghibur, penting bagi orang tua untuk mengawasi konten yang dikonsumsi anak-anak, mengingat adanya konten yang tidak pantas. Fenomena ini juga menyoroti kreativitas dan daya adaptasi pengguna internet dalam menciptakan dan menyebarkan tren baru.