Setahun setelah peragaan busana yang memukau, koleksi kolaborasi eksklusif antara Sejauh Mata Memandang dan Adrian Gan akhirnya tersedia untuk publik. Kolaborasi dua nama besar di industri mode Indonesia ini menghadirkan perpaduan unik antara estetika tradisional dan desain kontemporer yang berkelanjutan.
Koleksi tersebut diluncurkan bertepatan dengan pembukaan pameran “Dari Bumi, Untuk Bumi” di Plaza Indonesia, Jakarta. Pameran ini melanjutkan kesuksesan pameran kolaborasi Sejauh Mata Memandang dengan Eko Nugroho dan Felix Tjahjadi yang telah berlangsung selama tiga bulan sebelumnya.
Pameran “Dari Bumi, Untuk Bumi”: Komitmen Sejauh Mata Memandang pada Fashion Berkelanjutan
Pameran “Dari Bumi, Untuk Bumi” yang berlangsung hingga 31 Juli 2025, menampilkan komitmen Sejauh Mata Memandang terhadap “responsible fashion”. Chitra Subyakto, pendiri dan direktur kreatif Sejauh Mata Memandang, menjelaskan bahwa industri fesyen tidak mungkin sepenuhnya ramah lingkungan. Namun, upaya meminimalkan dampak lingkungan tetap penting.
Pameran tersebut mengajak pengunjung untuk menyelami proses pembuatan setiap pakaian. Pengunjung dapat melihat secara transparan berbagai jenis kain yang digunakan, mulai dari serat alami hingga inovasi kain daur ulang. Bahkan sisa kain pun dimanfaatkan kembali.
Proses pewarnaan juga diutamakan yang ramah lingkungan, menggunakan pewarna nabati dan pewarna sintetis bersertifikasi OEKO-TEX. Visualisasi proses produksi, dari penanaman kapas hingga menjadi pakaian jadi, juga ditampilkan.
Pameran juga menyoroti kolaborasi Sejauh Mata Memandang dengan petani, artisan, dan pelaku usaha lokal di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini menekankan nilai sosial dan penghormatan terhadap bumi dalam proses produksi.
Sebagai bagian dari inisiatif sirkular, pameran menampilkan layanan “Kembali Baik” kolaborasi dengan Mulih untuk memperbaiki pakaian. Koleksi “Daur” (Upcycled) yang memanfaatkan sisa kain juga dipamerkan.
Koleksi “Antaratantrya”: Perpaduan Estetika Sejauh Mata Memandang dan Sentuhan Couture Adrian Gan
Puncak dari pameran ini adalah koleksi kolaborasi “Antaratantrya”. Nama yang berasal dari kata Sanskerta “Anantara” (tanpa batas) dan “Svatantrya” (kebebasan), mencerminkan kebebasan berekspresi yang inklusif dan bertanggung jawab.
Koleksi “Antaratantrya” sebelumnya telah dipamerkan di Plaza Indonesia Fashion Week 2024 dan mendapatkan sambutan positif. Oleh karena itu, koleksi tersebut akhirnya dijual di pameran “Dari Bumi, Untuk Bumi”.
Bagi Adrian Gan, koleksi ini merupakan debutnya dalam merancang busana siap pakai. Ia pun mengeksplorasi rancangan busana pria untuk pertama kalinya. Koleksi ini memadukan berbagai material inovatif dari Sejauh Mata Memandang.
Material tersebut meliputi tenun jacquard bermotif ‘Muara’ dari 100 persen benang daur ulang, kain perca, berbagai jenis denim hasil tenun tangan (termasuk denim benang pintal tangan dan denim indigo alami), serta tenun jacquard bermotif ‘Ayam’ dan sulam kerancang.
Inovasi dan Detail dalam Koleksi “Antaratantrya”
Salah satu detail menarik dalam koleksi “Antaratantrya” adalah penggunaan denim selvedge. Denim selvedge, dengan jahitan merah di bagian tepi kain, membutuhkan waktu tenun lebih lama dan memberikan nilai prestise yang lebih tinggi.
Adrian Gan sengaja menampilkan jahitan merah tersebut sebagai aksen yang menarik. Koleksi “Antaratantrya” menawarkan beragam pilihan atasan, luaran, dan bawahan yang menunjukkan komitmen terhadap kualitas dan detail.
Kolaborasi Sejauh Mata Memandang dan Adrian Gan ini berhasil menyatukan estetika tinggi dengan praktik berkelanjutan. Koleksi “Antaratantrya” bukan hanya sekadar busana, tetapi representasi dari komitmen terhadap lingkungan dan pemberdayaan lokal.
Pameran “Dari Bumi, Untuk Bumi” bukan hanya memamerkan produk, namun juga sebuah edukasi tentang proses produksi yang berkelanjutan dan nilai-nilai di baliknya. Ini menjadi langkah penting dalam memajukan industri mode Indonesia yang bertanggung jawab.
