Serangan rudal yang diduga berasal dari Iran menghantam Rumah Sakit Soroka di Beer Sheva, Israel, pada Kamis (19/6). Insiden ini mengakibatkan kerusakan parah pada bangunan rumah sakit dan menimbulkan kepanikan di kalangan pasien dan staf medis.
Asap hitam membumbung tinggi ke langit, pecahan logam dan kaca berserakan di area rumah sakit. Kendaraan darurat berjejer di luar gedung, menggambarkan situasi genting yang terjadi.
Seorang pasien di unit gawat darurat (UGD), Alon Uzi, menjadi saksi langsung peristiwa mencekam tersebut. Ia menceritakan pengalamannya yang menegangkan saat serangan terjadi.
Kesaksian Pasien di Tengah Serangan
Alon Uzi, pasien UGD Rumah Sakit Soroka, sedang menjalani perawatan saat serangan terjadi. Ia tidak sempat bereaksi sebelum ledakan dahsyat mengguncang ruangan.
Ledakan tersebut menyebabkan sebagian langit-langit runtuh dan debu putih memenuhi ruangan. Alon merasakan getaran kuat dan suara siulan sebelum menyadari apa yang terjadi.
Udara di dalam UGD dipenuhi bau bahan kimia bercampur debu. Proses evakuasi pasien dilakukan dengan segera dan penuh kepanikan.
Kerusakan Rumah Sakit dan Respon Pemerintah
Serangan rudal mengakibatkan kerusakan signifikan pada gedung rumah sakit, khususnya di bagian utara. Bangsal bedah mengalami kerusakan parah.
Sekitar 71 orang dilaporkan terluka akibat serangan ini, menurut Kementerian Kesehatan Israel. Pasien segera dievakuasi ke tempat penampungan darurat di bawah tanah rumah sakit.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengecam keras serangan tersebut dan berjanji akan membalas tindakan Iran. Netanyahu menyatakan Iran akan “membayar harga yang mahal” atas serangan ini.
Netanyahu menuding Iran sebagai dalang di balik serangan tersebut, menyebut mereka sebagai “diktator teroris”. Pernyataan keras ini menggambarkan kemarahan pemerintah Israel atas insiden tersebut.
Dampak Serangan dan Upaya Pemulihan
Direktur bangsal bersalin, Profesor Asher Bashiri, menggambarkan kerusakan yang terlihat dari kantornya. Bagian atas gedung retak dan api berkobar di beberapa titik.
Ia bersama beberapa staf rumah sakit bersyukur masih selamat. Semua pasien telah dipindahkan ke area yang lebih aman, jauh dari zona bahaya.
Direktur rumah sakit, Shlomi Codish, menambahkan bahwa lebih dari 200 pasien akan dipindahkan ke pusat medis lain. Proses evakuasi besar-besaran ini dilakukan untuk meminimalisir risiko lebih lanjut.
Codish menjelaskan bahwa mereka berupaya semaksimal mungkin untuk memindahkan pasien dengan cepat dan aman. Kondisi bangunan yang tidak stabil menjadi alasan utama proses evakuasi besar-besaran ini.
Insiden ini menyoroti kerentanan fasilitas medis di tengah konflik bersenjata. Upaya pemulihan dan rekonstruksi rumah sakit akan membutuhkan waktu dan sumber daya yang signifikan.
Kejadian ini juga menimbulkan kekhawatiran akan potensi serangan lanjutan. Situasi tetap tegang dan penuh ketidakpastian di Beer Sheva dan sekitarnya.
Kisah Alon Uzi dan para staf medis di Rumah Sakit Soroka menjadi gambaran nyata dampak dahsyat serangan tersebut. Peristiwa ini kembali mengingatkan akan pentingnya menjaga keamanan fasilitas kesehatan di tengah konflik.