Gaun ikonik bermotif koran rancangan John Galliano untuk Dior, yang dikenakan Sarah Jessica Parker sebagai Carrie Bradshaw dalam serial “Sex and the City,” kembali menjadi sorotan. Lebih dari dua dekade setelah kemunculannya pertama kali, gaun ini masih diperbincangkan, bukan hanya karena pesonanya yang abadi, tetapi juga karena kontroversi yang melingkupi koleksinya.
Kontroversi tersebut, yang melibatkan kritik atas interpretasi Galliano terhadap gaya hidup tunawisma, justru meningkatkan daya tarik gaun ini. Kini, gaun tersebut telah dilelang dengan harga fantastis, dan kembali muncul di publik, dikenakan oleh aktris Jenna Ortega. Kisah gaun ini mencerminkan perjalanan panjang sebuah desain, dari kontroversi hingga menjadi ikon mode.
Kontroversi “Hobo Chic” Dior dan Gaun Koran Carrie Bradshaw
Pada tahun 2000, John Galliano, saat itu Direktur Kreatif Dior, meluncurkan koleksi Haute Couture Spring/Summer dengan tema “Hobo,” terinspirasi dari tunawisma di Paris. Koleksi ini, yang meliputi gaun bermotif koran dari International Herald Tribune, menuai kritik tajam.
Banyak yang menilai Galliano mengejek, bukannya mengangkat isu sosial. Protes pun terjadi di depan kantor pusat Dior. Galliano kemudian meminta maaf, menjelaskan bahwa ia tak bermaksud menjadikan penderitaan sebagai tontonan.
Meskipun demikian, motif koran ini tetap muncul dalam koleksi “Fly Girl” Dior, kali ini dicetak ulang sebagai koran fiktif “Christian Dior Daily.” Salah satu gaun dari koleksi inilah yang dikenakan Sarah Jessica Parker dalam “Sex and the City.”
Dari Layar Kaca hingga Lemari Lelang: Perjalanan Gaun Ikonik
Gaun “koran” Dior yang dikenakan Carrie Bradshaw di “Sex and the City” episode “What Goes Around Comes Around” menjadi salah satu busana paling berkesan dalam serial tersebut. Gaun tersebut tampil kembali di “Sex and the City 2.”
Popularitas gaun ini berlanjut hingga kini. Pada Desember 2024, dua versi identik dilelang di London dan New York, terjual dengan harga jauh melampaui perkiraan. Hal ini menunjukkan statusnya sebagai “pusaka mode.”
Sotheby’s menyebut gaun tersebut sebagai karya John Galliano di puncak kejayaannya. Nilai koleksinya amat tinggi, tak hanya karena desainnya, tetapi juga sejarah dan kontroversinya.
Reinkarnasi dan Warisan “Gaun Koran”: Sebuah Ikon Mode yang Abadi
Pengaruh gaun “koran” Dior meluas ke berbagai jenama mode. Desainer lain, termasuk Demna dari Balenciaga dan Lakon dari Indonesia, telah menggunakan motif serupa dalam koleksi mereka.
Jenna Ortega baru-baru ini terlihat mengenakan versi serupa di premier film “Hurry Up Tomorrow,” melanjutkan warisan gaya ikonik Carrie Bradshaw. Tren mode 2000-an yang sedang bangkit kembali ikut mendorong popularitas desain ini.
Gaun ini lebih dari sekadar pakaian; ia merupakan representasi dari kekuatan seorang perempuan, memadukan kontroversi, keanggunan, dan daya tarik abadi. Momen ikonik Sarah Jessica Parker di “Sex and the City” dan kemunculan kembali gaun ini membuktikan daya tahannya yang luar biasa dalam dunia mode.
Meskipun Galliano sendiri telah dipecat dari Dior karena kontroversi lain, dampaknya terhadap dunia mode tetap tak terbantahkan. Gaun “koran” ini menjadi bukti nyata bagaimana sebuah desain, meski lahir dari kontroversi, dapat menjelma menjadi ikon abadi dan simbol kekuatan fesyen.