Memberi anak camilan manis untuk meredakan tangis atau rewel mungkin terlihat praktis. Namun, kebiasaan ini menyimpan risiko besar bagi kesehatan mereka di masa depan.
Menurut Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ini adalah pola makan yang keliru dan harus dihentikan.
Bahaya Camilan Manis: Lebih dari Sekadar Obesitas
Memberikan anak makanan manis dan tinggi tepung sebagai “penenang” instan memicu masalah kesehatan serius. Salah satunya adalah obesitas sentral, penumpukan lemak di area perut.
Obesitas sentral meningkatkan risiko gangguan metabolik seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan penyakit jantung. Ini bukan hanya karena kelebihan makan, tapi juga jenis makanan yang dikonsumsi.
Makanan tinggi gula dan tepung menyebabkan fluktuasi gula darah yang tajam. Hal ini memicu rasa lapar berlebih dan membuat anak terus meminta camilan manis.
Siklus ini menciptakan kecanduan dan pola makan yang tidak sehat. Orang tua seringkali tidak menyadari hal ini karena fokus pada cara cepat meredakan emosi anak.
Dampak Psikologis dan Emosional
Penggunaan makanan manis sebagai pengalih perhatian menciptakan asosiasi yang tidak sehat antara makanan dan kenyamanan. Anak akan cenderung mencari makanan manis setiap kali merasa cemas atau tidak nyaman.
Dalam jangka pendek, kebiasaan ini dapat membuat anak lebih mudah uring-uringan, sering tantrum, dan mengalami gangguan emosi. Hal ini disebabkan stres metabolik akibat lonjakan gula darah.
Tubuh anak yang terus-menerus mengalami stres metabolik karena lonjakan gula darah akan berdampak pada kondisi emosional mereka. Kondisi ini seringkali diabaikan orangtua.
Pencegahan dan Solusi Alternatif
Orang tua perlu memahami bahwa memberikan camilan manis bukanlah solusi jangka panjang untuk mengatasi rewel atau tangis anak. Penting untuk mencari cara lain yang lebih sehat dan efektif.
Ajarkan anak untuk mengelola emosi dengan cara yang lebih sehat, seperti bercerita, bermain, atau berpelukan. Berikan perhatian dan kasih sayang yang cukup untuk membuat anak merasa aman dan nyaman.
Pilih camilan sehat seperti buah-buahan, sayuran, atau kacang-kacangan sebagai alternatif. Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan panduan pola makan yang tepat untuk anak.
Mengubah kebiasaan ini membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Namun, kesehatan jangka panjang anak jauh lebih berharga daripada solusi instan yang berisiko tinggi.
Dengan memahami bahaya camilan manis dan menerapkan solusi alternatif yang sehat, orang tua dapat membantu anak tumbuh dan berkembang secara optimal, baik secara fisik maupun emosional. Prioritaskan pola makan sehat dan kebiasaan hidup yang baik sejak dini.